• QUOTES OF THE MONTH

    "Lord, make me an instrument of your peace; where there is hatred, let me sow love; where there is injury, pardon; where there is doubt, faith; where there is despair, hope; where there is darkness, light; and where there is sadness, joy." St Francis of Assisi
  • yang ngintip dari ….

  • Recent Posts

  • Flickr Photos

  • Archives

  • Blog Stats

    • 24,694 hits
  • stop by countries

I am an open water diver now

Kalo ngeliat gambar makhluk2 bawah air, rasanya pengen berada di sekitar mereka, meskipun ga megang tapi bias liat dari dekat.

Birunya laut, warna warni terumbu karang, warna warni binatang laut apapun namanya mereka dengan berbagai macam bentuknya yang kadang menakjubkan sampai yang pengen bikin ketawa dan ketakutan.

“Ke deep extreme Indonesia 2010 yuk…liat2, skalian ntar daftar diving” kata temanku.

Hah? Ok kita liat2 dan gw nemenin, tapi untuk daftar, hmmmm im not sure.

“Deep Extreme Indonesia 2011 yuk…liat2.

“ok hayo”

Keliling setiap sudut ruang pameran, ngiler berat liat gambar2nya makhluk laut, khususnya di booth Derawan… bikin ngencessssss!!!!!!!!

Lewat booth2 yang menawarkan kursus diving, ada satu tempat kursus yang menawarkan untuk daftar nama aja dulu dengan promosi kalo dah daftarin nama nanti bisa dapat diskon dari paket 3,6 juga jadi 3juta “saja”. Ok lah, ga ada ruginya juga, toh hanya daftar nama dan ga setor duit sepeserpun lagipula tempat kursus ini sudah standar Internasional.

Akhirnya sukses tidak hanya mendaftarkan nama tapi juga mendaftarakan diri.

Dan duduklah kami dengan manisnya di kelas teori tanggal 25 Juni 2011 dan kelas kolam di cilandak tanggal 26 Juni 2011.

Meskpiun begitu berupayanya untuk tenang ternyata tidak mudah membuat diri tenang di kedalaman air dari 1.5m ke 2.5 m dan kemudian 4m hanya dengan mengandalkan satu selang untuk alat pernafasan. Bukan awal yang baik. Syarat untuk belajar diving yaitu merasa nyaman di dalam air tidak terpenuhi, dada sesak, sukar sekali bernafas, semua pengaruh stress trauma masa lalu tenggelam dan kaget dengan situasi di dalam air dengan tekanan air yang membuat kuping sakit, tekanan air yang membuat badan ga nyaman. Nyerah deh, dah hampir berfikir bayar kursusnya aja dan kemudian kabur!!!!!

Dan instrukturnya mau ngulang kelas kolam untuk saya seorang dengan alasan kalo ga diulang, saya ga mungkin diikutin ujian praktek di perairan terbuka. Ya pastinya, karena peraturan umum bahwa tiap diver harus bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri dan tidak membahayakan diver lain sementara kalau waktu itu instrukturnya langsung ok aja ngirim gw ke ujian open water, alamat ngerepotin diri sendiri, instruktur dan murid lain.

Penasaran dengan ego diri sendiri “kalau orang lain bisa, gue juga harus bisa” alhasil, tanggal 30 Juni 2011 dimana semua orang kantoran sibuk bekerja, terpaksa ambil cuti ½ hari untuk ambil kelas kolam private alias berdua aja sama instructor.Kebayang dong gimana parahnya diriku saat itu.

Untungnya di kolam 2.5m aja berhubung kolam 4m nya baru diisi kaporit dengan pemikiran kalau lagi latihan dan kemudian terjadi apa2, masih lebih gampang naik ke atas di banding kalau kita di kedalaman 4m meskipun itu pemikiran yang amat amat sangat sangat salah karena kalau ada apa2 sebenarnya tidak diperbolehkan naik ke permukaan secra tiba2.

Dan dari seluruh basic skill yang dipelajari di dalam air, yang paling ga nyaman adalah mask clearing karena paling ga nyaman harus buka masker dan pasang lagi di dalam air dengan konsekuensi mata perih dan ketakutan menghirup udara dari hidung meskipun hal yang paling penting untuk seorang penyelam adalah pernafasan sehingga logikanya harus lebih takut saat latihan sharing regulator.

“ok, kamu bisa ke sepa sabtu ini” kata instrukturku.

Akhirnya….. perjuanganku sampai harus cuti ½ hari tak sia2.

Berangkat dari pier 19 jam 7 pagi (itu jadwalnya, prakteknya sih jam 9an) tiba di Sepa jam 11.00 WIB langsung melakukan penyelaman pertama. Haizzzz…. Padahal dah ngebayangin makan di pinggir pantai aja. Buset dehhh, jadwal pertama aja dah disuruh terjun giant stride dari dermaga yang lumayan tinggi. Untungnya pas giliran gw koq asistennya nyuruh turun ke tingkatan yang lebih rendah hanya sekitar ½ m meskipun harus loncat juga.

OK semua berhasil giant stride dan sekarang siap untuk menyelam. Eh instrukturnya ngomong ke murid yang lain “ kalian ntar dulu ya, saya sama dia dulu (sambil nunjuk saya), karena yang ini rada susah” walahhhh…… Tapi ntah kenapa disitu perasaan ketakutan yang menggila waktu di kolam koq bisa sirna dan akhirnya instrukturnya berani meneruskan penyelaman tanpa kawalan khusus untuk diriku. Latihan mask clearing lagi, latihan sharing regulator lagi sebelum akhirnya masuk ke perairan lebih dalam yaitu 10m-an.

Gak berapa lama,(atau mungkin tak terasa lama?), kita makan siang…. Wah nikmatnya meskipun mungkin buat orang lain rasa makanannya biasa banget tapi berhubung dah kelaperan berat jadi rasanya istimewa banget. Lalu istirahat sambil ngobrol2 sebelum penyelaman berikutnya. Sekarang kita naik boat menuju titik penyelaman yang entahlah apa namanya , ga konsen untuk nanya2 nama tempatnya karena lebih konsen mikirin teori2 yang sudah dipelajari. Tempatnya sudah di tengah2 antar pulau tapi di titik itu perairannya cetek dan ternyata banyak boat yang nganterin wisatawan untuk snorkeling. Di penyelaman ke-2 latihan back roll dari boat trus pakai BCD di atas permukaan laut lalu berenang ke tempat cetek yang dipake buat snorkeling sambil dengerin instruksi dari instruktur. Kita turun satu2 tanpa bantuan tambang alias bener2 harus bisa ngontrol kemampuan decending, dan….. gagal!!! Mereka smua sudah turun jauh sementara gw masih ngambang, kirain dah turun tapi koq kepala masih berasa dingin2 udara. Waktu mendongak ke atas ternyata ga turun 1 meter pun….Asisten instrukturnya memberi kode untuk turun dan cuma ngasih kode tangan “bagaimana?” Akhirnya ditambahlah berat di belt 1 blok, entah ½ kg atau 1kg dan sukeslah badan ini turun dan mengejar yang lain.

Karena gw posisinya paling belakang jadi selain semua berenang dempat2, ketendang fins orang lain, juga hampir kena tabung orang lain belum lagi kuping yang sakit kaya mo pecah yang ada hubungannya dengan flu dan ada hubungannya dengan usaha ear stabilizing akhirnya kuputuskan untuk berada di depan yang lain aja. Belum tau esensi dari diving, ingetnya waktu snorkeling aja yang keliling sana sini akhirnya sukses lah gw melesat di depan seperti kejuaran berenang tingkat olimpiade dan meninggalkan yang lain. Setelah penyelaman ke-dua berakhir, instrukturnya mengingatkan kalau diving itu harusnya menikmati keindahan bawah laut jadi kalau ketemu makhluk atau apapun yang bagus, baiknya dinikmati dulu keindahannya bukannya kebut2an. Upss…

OK, selesai sudah hari pertama dengan 2 x penyelaman yang sukses, sukses disini artinya gw ga membuat susah orang lain dengan paniknya gw dang w bisa mengendalikan rasa cemas dan ketakutan diri sendiri.

Makan malam masih berasa nikmat deh, mungkin karena capek meskipun aslinya ga berasa capek seperti ketika kita berenang dengan jarak yang sama.

Pas mau tidur koq berasa idung sebelah kiri aneh, ternyata darah kering…. Dulu waktu kecil memang sering mimisan tapi ga nyangka ini ada hubungan dengan dengan diving. Toh gw tetap menginformasikan ke instruktur bahwa spertinya hidung gw berdarah waktu penyelaman ke-2 dan sialnya sehari sebelum berangkat ke Sepa tiba2 kena flu parah banget sampai susah banget mau ear stabilizer karena kuping sakit banget kaya mo pecah yang belakangan gw tau antara flu dan hidung berdarah ada hubungannya.

Hari ke-dua untuk penyelaman ke-3 dan 4 harusnya di point yang sudah ditentukan oleh instruktur sehari sebelumnya karena spot itu katanya ok tapi ternyata hujan tak mengijinkan kami. Tak ada jalan lain selain harus sabar menunggu dan beroda semoga hujannya berhenti. Memang akhirnya berhenti tapi rencana ketemu lumba2 gagal berhubung airnya jadi rada butek dan katanya lumba2 ga suka air butek. Meskipun kita tetap ke spot itu tapi ga mengharapkan ketemu lumba2, disitu gw latihan back roll dengan peraltan lengkap dan kami turun sampai 15m (yayy…. Ga berasa deh dah sampai 15m aja, asli) dari rencana sekitar 18m berhubung kuping saya dah kaya mo pecah dan daripada ngurusin kuping yag kenapa2 mending di level aman aja deh. Gw dah bilang ke instruktur kalau kira2 pada mau turun lebih dalam lagi gak apa2, saya di sekitar 15 aja sm asistennya tapi kayanya doi gam au kalao misah2. Di kedalaman ini aja dah ketemu lion fish, bat fish, brain coral, pastinya clown fish dan ikan2 serta coral2 yang entah apa namanya. Lagi-lagi hidung gw berdarah, instruktur hanya membei sinyal ada sesuatu di dalam maske di bagian idung dan saya harus mask clearing, gw kasih sinyal “ga usah deh”. sekitar 1m sebelum permukaaan air, masker gw dibuka sedikiti untuk diisi air oleh instruktur setelah sebelumnya diberi aba2. Kaget! Saya Tanya kenapa, doi cuma bilang “itu ada sesuatu yang harus dibersihin” dalam otak mikir “apaan tuh, upil apa …? Dan temen saya nyeplos “idung lo berdarah tuh” oh… ternyata instrukturnya ga mau bikin gw panik karena dia liat dari kelas pertama sepertinya gw orangnya panikan tapi karena memang saya sudah sadar sejak diving ke-2 sudah berdarah jadi ga kaget.

Setelah diving ke-3 kami istirahat untuk dilanjutkan dengan penyelaman ke-4 di area jetty dengan kedalaman 12m. Visibility nya asli jelek banget, mungkin karena dekat sekali dengan pulau jadi bener2 burem dan karangnya juga ga banyak, cuma stone fish dan bulu babi yang semuanya beracun. Tapi disini intinya adalah foto2, jadi meskipun fotonya pas2an yang penting ada kenangan di ujian perairan terbuka.

Lanjut snorkeling sebentar tapi malesnya buanyak banget bulu babi di situ yang bisa tiba2 naik ke permukaan air pula… wah mending udahan dan mandi aja deh…

Dan akhirnya…. Gw dinyatakan lulus. Amien….

Ujung Genteng 10-12 April 2009

The unforgettable trip wannabe.

Belum bisa dibilang backpackers sih, semi lah….
Hari Kamis kan libur, kenapa ga jalan hari Kamis? para semi backpakers ini ternyata warga negara yang baik karena ingin mencontreng. Mo berangkat Kamis malem tapi karena ga tau medan tempur seperti apa berhubung akan ada agenda ganti2 angkot dan gw ga mo terdampar di antah berantah jadi berangkat Jumat pagi.

Day 1
Jumat pagi jam 7 AM kumpul di terminal lebak bulus. Gw ngebayang busnya adalah bus antar kota yang besar ternyata middle ukurannya dan bersih. Bus Parung Indah jurusan Lebak Bulus – Sukabumi, ongkos 21.000. Lama perjalanan sekitar 4 jam. Terus dari terminal Sukabumi ke Lembur Situ katanya bisa naik angkot 03 warna kuning sekali saja tapi berhubung gak ada yang tau & infonya sedikit telat (tau karena ada yang numpang WC di terminal & tanya2), jadinya kita sewa angkot ke Lembur Situ 100.000. Emang perjalanannya dah cocok untuk 14 orang karena pas banget tuh angkot.

Sampe lembur situ pas banget jamnya Shalat Jumat jadi para lelaki nyari mesjid dulu sementara cewe2 nongkrong di warung padang. Dari terminal Lembur Situ ke Ujung Genteng ada angkot sejenis L300 yang ongkosnya 30.000/orang. Dan berhubung orangnya ada 14 (lagi2 pas banget tuh mobil) jadinya dicharter aja sampe ke Ujung Genteng.

Gak ada yang nyangka medan tempurnya kaya begini, berkelok kelok. Emang sih pemandangannya indah tapi bikin pusing juga kalo harus begini selama 3 jam.

Akhirnya sampe….. PONDOK HEXA.
sounds familiar ya, tapi gak ada hubungannya sih kayanya.
Harganya 450rb/malam bentuknya dah kaya rumah ada kamar 2, kamar mandi 2, ruang tamu, meja makan, dapur, kulkas aja ada.

Taro tas2, duduk2 dan masih pada mikir sebagus apa sih daerah ini sampe orang bela2in jalan 10 jam?
Di pondok sebelah ada orang dengan dandanan yang lengkap, sepertinya mau foto pre wedding. Dalam perjalanan ke PONDOK juga ada yang foto pre wedding. Ya mudah2an tanda2 bagus deh.

Makan malam dulu, di samping PONDOK HEXA ada restoran kecil yang apik. Apa makan disitu aja ya? Sodara gw nanya menu dulu ternyata cuma ada mie rebus dan nasi goreng. What?? Akhirnya kita jalan sekitar ada mungkin 2KM mencari tempat makan. Ya.. dapet tuh restoran Anugrah Indah kalo gak salah. Buset…… ayam goreng 75.000, ikan goreng 100.000. Apanya yang backpakers nih? Mati lampu melulu pula, dah gitu pake acara lambreta bhow… sampe akhirnya salah satu dari peserta ikutan turun ke dapur buat bikin teh manis pesanan kita, ancurrr….

Kita mau liat penyu betelor, bukan penyu biasa tapi penyu hijau yang katanya bisa mencapai usia 100tahunan.

Naek ojek bhecek bhecek….. 35 rebu belum termasuk retribusi di lokasi 5,000. Gila bhoo… para tukang ojek ini bisa bersaing dengan pembalap2 paris dakar nih. Ngebut bener, jalan berkelok2, ngebut di pasir dah gitu ojek gue tertinggal sendiri dari ojek yang lain; gelap; sunyi weeerrhhhhhh…..

Akhirnya nyampe juga….

Selama nunggu itu penyu melipir ke pantai, kita diungsikan ke pantai sebelah. Ga boleh berisik, ga boleh ada cahaya.

Terus… aba2 dimulai, ternyata penyunya sudah mulai menggali dan dah mulai mengeluarkan telurnya. Jadi kita segerombolan 14 orang dan gerombolan2 lain menuju ke penyu itu. Gw pikir sih kasian juga jadinya, satu penyu dikerubutin berpuluh-puluh orang.
Buset dah…. gede banget itu penyu.

Pulangnya aja acara rally ojek lagi, seru tuh 14 motor rally pake acara salip2an pula.

Mandi terus tidur, gak ada yang mau acara begadang karena besoknya acara padat.

Day 2
Kita sewa angkot semacam KWK kalo di pinggiran Jakarta 350rb sampe tuntas beserta supir pastinya yang jadi semi tour guide.

Rute 1 kita ke Curug Cigangsa.
Masalloh bagus beneur…… Ternyata belum, itu masih yang diatas. Karena yang bagus ada di Cigangsa bawah. Kirain turunnya gampang, ternyata di tanah basah yang licin sampe pada ngesot dan celana super2 kotor tapi tiap ada aba2 “satu dua tiga” langsung pada senyum dan gaya. Ampun dah…sadar kamera banget.

Sampe di Cigangsa…duhhh ga bisa ngomong apa2, cuma bisa inget kebesaran Tuhan. Indah banget !!!

Foto2 ala turis, gw basah2in badan di kucuran air. dah gitu berjuang lagi untuk naik melalui persawahan, tanah basah. Seru !!!

Dapet kelapa 4 butir dari si pak Hendra (yang nyopir angkot) nyuci kaki di sumur sambil nimba sendiri asik juga.

Dari curug Cigangsa kita ke…..Goa Gunung Sungging. Rada2 susah menemukan goa ini kalo jalan sendiri. Gak seperti tempat wisata pada umumnya yang pake plang atau petunjuk jalan. Ke goa ini melalui perkampungan dan persawahan. Sampe di ujung salah satu sawah baru kita tau kalau dibawah sawah itulah letak goanya.
Di dalam goa itu harus bawa senter sendiri deh kalo rombongan karena satu rombongan dipersenjatai 1 petromax saja dan hasilnya orang yang berdiri paling belakang terpaksa kegelapan kalo ga bawa senter. Dan satu petromax itu dihargai 100.000.

Lanjut ke Cikaso, kalo disuruh jalan sendiri kayanya pusing.
Menuju ke curug Cikaso ini kita harus naek perahu yang maksimal diisi 15 penumpang (lagi2 pas banget untuk trip 14 orang). Retribusi 2.000/orang dan perahu tawar2 jadi 60.000. ternyata cuma lewat 1 gang (kalo itu rumah2 ya..) dari bibir sungai dah kliatan tuh deresnya air. Foto2 dan terjun… kita berenang. Seru lagi…lagi2 seru. Seger banget. Basah kuyup, ga ganti baju kita langsung cari makan.

Ada terpampang tulisan “sate kambing, sop kambing”. Pada napsu pengen loncat aja langsung untuk melahap so kambing. Kayanya pilihan tepat kan basah2an jadi makan yang anget2. 10,000 saja ternyata sudah termasuk teh manis anget. Ada sesuatu yang bikin gw bertanya-tanya, ada tampa dari tanah liat yang diisi beras dan paku2 payung gunanya untuk apa ya?

Dari Cikaso kita ke Amanda Ratu. Tempatnya adalah resort indah di muara. Di tengah pertemuan muara ada karang besar yang bentuknya seperti tanah lot, di sisi sebelah kanan pohon2 kelapa dengan view sunset dan sebelah kiri karang2 terjal. Indahnya Indonesia.

Dan akhirnya kita pulang karena perut sudah meronta jadilah kita beli makan seadanya saja di perjalanan pulang hanya 8.000 per porsi yang isinya sayur, sambel dan ayam 1 potong.

Berebutan mandi…gila aja badan lengket karena seharian jalan, ditambah lagi karena kena air di curug dan ga ganti baju. Abis itu males ngapa2in juga jadi ngobrol2 sebentar dan langsung tidur.

Day 3
Pulang!!!
Karena sudah tau medan tempur jadi ada yang pintar membeli antimo. Dan hampir semua melahapnya. Kalau waktu berangkat semua pada diem karena kaget sama jalanan yang mengalahkan kelok 44, pulangnya dah bisa nyanyi2 dan segala macem kekacauan.

Angkot ini dibooking nganterin kita sampe terminal Sukabumi langsung supaya ga pake ganti2 angkot lagi. Begitu turun angkot, pas banget jam makan siang jadi langsung nyerbu warung itu dan tentunya ga lupa foto2.

Naik bus langsung usaha tidur karena pastinya akan lama sekali di jalan. Aih…. hampir seharian tidur di jalan dong.

Bogor trip 4-5 April 2009

Trip kali ini bukan berhubungan dengan kerjaan tapi jalan2 berhubung salah satu teman tinggal di Bogor.

Dan seharusnya yang ikut trip ini ada 4 orang. Berhubung ada gak nyambung komunikasi jadi yang satu ngilang entah kemana.

Naik bus dari Yos Sudarso tujuan Bogor, 1 jam perjalanan seharga Rp. 11,500 sampe depan Baranangsiang. Berhubung jalan sama anak Bogor jadi tinggal naik turun angkot dan ga pusing mikirin angkot nomor berapa.

Tujuan pertama pengen makan nasi bakar tapi angkot lewat depan warung baso, jadilah kita turun makan baso di jalan ….. Baru lanjut ke nasi bakar. Setelah nasi bakar kita ke Martabak Air Mancur, pengen martabak seafood tapi abis jadi beli martabak manis aja. Setelah itu meluncur ke cafe sebelah Botani Square yang punya IPB tapi pesen ini gak ada pesen itu abis jadi cuma pesen air jahe aja.

Baru setelah makan sana sini, kita pulang ke rumah teman di Bogor meskipun ga Bogor2 amat alias dah ke arah Parung.

Gelap banget, ternyata mati lampu. Wadow… yang punya rumah aja ga mau mandi karena mati lampu, apalagi gue sebagai tamu yang pertama kali nginep, letak kamar mandinya aja ga tau. Akhirnya ga berapa lama akhirnya rumah terang benderang. Langsung mandi terus tidur.

Pagi bangun tidur sarapan martabak manis yang dibeli sehari sebelumnya dan roti Bogor Permai yang katanya terkenal. Trus lanjut makan nasi pake sayur asem, tahu yun yi, ikan asin & sambel terasi. Enak betul…!! Jalan ke kota Bogor. Sementara mereka ke Katedral, gw ke FO. Gw sebel karena ketemu celana yang gw suka banget dan gw beli tanpa sungkan ternyata disini cuma 1/2 dari harga gw beli.

Nungguin mereka lama banget, dah seluruh FO dijelajahi akhirnya gw jalan kaki ke Botani Square. Keliling mall, ga nyampe 1 jam dah selesai, kecil banget mallnya (bandingin sama Jakarta, ya kecil lah bu…). Duduk di J.Co pesen yoghurt pake buah campur2. Ketemuan sama temen2 trus lanjut lagi acara makan2nya. Kita makan soto mie di deket Hotel Pangrango 3 terus langsung bablas ke MP tapi ternyata MP punya jenis lain bukan macaroni alias lasagna gulung. Kita duduk manis disitu langsung pesen lasagna gulung seporsi yang ternyata bisa buat makan bertiga dan es pala. Jadi pengen bikin es pala sendiri di rumah, kebayang segernya hhhuuuuu…..

Mau lanjut ke serabi tapi perut koq jadi kaya mau meletus gini, hujan pula dan masih ada rombongan kamapanye Golkar hari terakhir jadi males kemana2. Kita curhat2an aja dan akhirnya memutuskan untuk pulang ke Jakarta soalnya isi perut tak kunjung turun alias tetep mau meletus walaupun dah duduk berapa jam.

Kita ke Baranangsiang dan berpisah dengan temen2 disana karena semuanya beda arah. Naik bus ke arah UKI ternyata beda harga cuma 11.000, hujan deres banget huh…. dah bingung ngebayang gimana kelanjutan setelah dari UKI, ternyata sampe UKI dah reda.

Berasa jalan ke luar kota banget sementara yang orang Bogor ketawa aja karena tiap hari pulang pergi jakarta-bogor

Kantor pun ga aman dari pencuri laptop

kejadian mengerikan terjadi kemarin 11 Feb’09.

Ternyata ada modus pencurian operandi baru (mungkin lama tapi gw baru tau) yang memanfaatkan rasa aman.

3 orang karyawan kehilangan laptop di saat yang bersamaan pada saat istriahat siang. Si pencuri memanfaatkan kurangnya pengamanan gedung dan tenant.

Jam istirahat baru jam 12 lewat sedikit, gw pun baru keluar dari ruangan tempat 2 laptop itu berada karena gw baru pake salah satunya. Lagi makan sambil ketawa ketiwi segerombolan teman kantor tiba2 ada telepon masuk ke pemilik salah satu laptop yang ilang. “Laptop gw ilang!!!!!! gw harus balik ke kantor”. Gw kira dia bercanda ternyata serius banget.

Dan wajah pencuri itu tertangkap di kamera CCTV, pada saat kita berusaha nangkep tuh maling pun sebenernya maling itu masih ada di dalam gedung tapi akhirnya dia lolos karena Security membiarkan dia lewat begitu saja. Entahlah apa Security itu sekongkol?

Prosedur Gratis Fiskal ke LN

Sumber : http://www.kompas.com/read/xml/2008/12/30/11560141/Ini.Dia.
Prosedur.Dapatkan.Gratis.Fiskal.ke.Luar.Negeri
JAKARTA, SELASA – Bila anda sudah mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak, mulai tahun 2009 ini, anda mendapatkan fasilitas bebas fiskal bila pergi ke luar negeri. Ternyata untuk memperoleh fasilitas gratis fiskal tersebut, kita harus menyiapkan segala sesuatunya. Berikut prosedur untuk mendapatkan fasilitas tersebut.

Wajib Pajak (WP) tinggal menyerahkan fotokopi kartu NPWP/ surat keterangan terdaftar (SKT) atau SKT Sementara (SKTS), fotokopi paspor, dan borading pass kepada petugas UPFLN.
Dalam hal kartu NPWP dimiliki kepala keluarga, maka anggota keluarga yang berangkat keluar negeri harus melampirkan fotokopi Kartu keluarga.

Petugas UPFLN menerima dan meneliti fotokopi dokumen tersebut kemudian menginput NPWP pada aplikasi yang tersedia. Jika NPWP valid maka petugas UPFLN menempelkan stiker bebas fiskal pada bagian belakang boarding pass untuk penumpang.

Penumpang menyerahkan boarding pass yang telah ditempel stiker bebas fiskal kepada petugas konter pengecekan FLN untuk diteliti.

Jadi, sebelum ke bandara, siapkanlah berbagai dokumen yang diperlukan bila anda ingin mendapatkan fasilitas bebas fiskal ke luar negeri ini. Kalau anda tidak mempunyai NPWP, bersiap-siaplah merogoh Rp 2,5 juta untuk angkutan udara, dan Rp 1 juta untuk angkutan laut tiap kali keberangkatan keluar negeri.

Karena penumpang tujuan luar negeri tetap wajib bayar FLN, jika tidak dapat menyerahkan fotokopi dokumen dimaksud, menyerahkan fotokopi dokumen tatapi tidak setelah dicek tidak valid, dan menyerahkan fotokopi kartu NPWP/SKT/SKTS yang dimiliki kepala keluarga tetapi tidak melampirkan kartu keluarga, atau melampirkannya tetapi nama penumpang tidak tercantum dalam susunan kartu keluarga di maksud.

20-26 November 2008 journey

Day 1 = 20 Nov’08
kerja setengah hari. “we will have lunch at the airport. or you have any idea?”
makan apa aja deh. akhirnya makan di airport. anak bebek 1 makan sandwich oh lala. anak bebek 2 makan nasi padang dan minuman Starbuks, kaga nyambung banget. dan si babe makan sandwich Starbucks.

pesawat jam 14 WIB dan nyampe Balikpapan jam 17WITA. gak pake ke kantor, langsung menuju Hotel Grand Senyiur. praktis gak ngapa2in, cuma buat transit untuk perjalanan besok aja. Dan kita makan malam di “Open House”. Sebenernya makanannya ga spesial2 banget tapi suasananya asik. Gw tipe orang yang pengen nyoba makanan yang ga pernah gw coba sementara si babe kayanya takut2 gitu. Gw liat ada menu ikan terkulu, wah benda apa tuh… tapi gw pengen tau ini jenis ikan air tawar atau air laut. Gw tanya ke pelayannya, dia gak tau & bos gw keliatan kesel. Bener2 tipe orang yang pengennya kita nguasain bidang yang kita dalami, si babe comment masa pelayannya bisa gak tau menu restoran tempat kerja. Gw pesen minuman terong belanda, dan si babe penasaran apa tuh terong belanda? Gw suruh pesen tapi dia takut2 gitu meskipun akhirnya dia pesen juga tapi dia ngancem gw kalo ternyata ga enak terus minumannya harus gw abisin. Ternyata dia suka, gw cuma bilang “you don’t trust me ya” & dia senyum doang.

Selesai makan langsung balik ke hotel dan sibuk dengan urusan masing2, anak bebek 1 pura2 naik ke kamarnya karena satu lift sama babe tapi mau turun lagi ke cafe, ” ntar ternyata ketemu babe di cafe lho gimana hayooo….” Gw mendingan tidurrrrr.

We should check out at 6.30 OK. hah? itu jam 5.30 WIB dan gw dah harus rapi?

Day 2 = 21 Nov’08
Anak bebek 1 dan babe dah ada di resto buat breakfast dan mereka dah selesai makan. walahhhhh… gw makan membabi buta sampe babe ngeliatin gw dan ngomong “wow.. how fast”

langsung ke bandara Sepinggan Balikpapan lagi dan kita menuju pulau kecil. Kita kesana naik pesawat Cassa yang isinya cuma 12 orang penumpang. Pas check in, tas ditimbang dah gitu koq tiba2 babe naik timbangan. Walah ternyata penumpangnya juga ditimbang. Gw ketawa sendiri, orang yang dah biasa mungkin malah bingung kenapa gw ketawa2 sendiri.

Window seat is a must. tempat duduknya adalah format 1, 2. dan 4 kolom. jadi gw pilih yang 1 tempat duduk. masang seat beltnya aja ribet banget. Kalo pesawat komersil biasa cuma di lingkaran pinggang tapi ini ada dua, yang lingkaran pinggang dan dari pundak sampe pinggang juga. Mengerikan ngebayang kenapa sampe seat beltnya ribet banget. Ternyata aman, gak guncang sedikitpun bahkan mendaratnya sempurna. Yang lucu waktu ngeluarin barang dari bagasi, petugasnya bawa bagasi kita pake gerobak bhoww

Langsung meeting. Site visit. hujan tapi bablas terus. gw dah kaya cowgirl pas banget dengan kemeja kotak2, jeans dan pake boot.

Lunch di camp. Lanjut ke kantor. Sampe jam berapa tuh, dah diingetin sama orang site malah si babe ngomong “work first” OMG.

Dinner di pantai, kita barbeque-an. Buset tuh udang gede banget!! Ada meja bilyard. Si babe main bilyard, jago emang. Tipikal Work Hard, Play Hard ternyata. Maklumlah anak bebek 2 masih baca2 situasi & sifat si babe.Di bar corner lengkap banget itu minuman liquor dari JD sampe apalah yang gw pernah liat. Hutan tapi restonya dah kaya di hotel.

Besok jam 6.30 WITA kita dah di kantor. buset dah kaya tentara aja gw
Gw tidur di camp. Namanya sih camp tapi kamarnya ada AC, hot water. Tidur nyenyak meskipun biasanya gw gak bisa tidur nyenyak kalo gak di kamar sendiri. Capek banget kali

Day 3 = 22 Nov’08

Errrggghhh……

ARGHHH……
kepalaku pusing!!!!!
biasanya gw yang ngatur kerjaan meskipun ada manager tapi masih bisa ngatur kecepetan, sekarang gak lagi. Perumpamaannya biasanya tuh treadmill diatur supaya gue gak usah lari2, jalan cepet masih bisa lah.

Sekarang… keblenger. dah dengerin dia ngomong aja pusing, belum lagi dengerin penjelasan2 dari dia tentang kerjaan.
Bener banget kata temen gw. “Pokoknya kalo lo kerja sama orang model begini, lo kudu bawa catatan ke dalam ruangannya & catet yang bener. Tanya kalo gak jelas, daripada ngira2. dan jangan kaget kalo dia sekalinya ngasih kerjaan tuh seabrek-abrek. belum lagi ngomongnya cepet & gak jelas.”
gile bener banget yang temen gw bilang, sedetailnya. kaya kenal banget temen gw sama nih orang. apa model orang-orangnya sama semua.

Dah ngomong cepet, belum 1 kerjaan keserep sama nih otak. dia sekalian ngasih beberapa kerjaan sealigus. buset dah…. gw kan belum kenal medan perang. hiksssss……

It’s easy right…?! sambil senyum2 cengengesan.
what? i dont think it’s easy.
paling gak dia masih bisa cengengesan deh.

6 November’08

argh………

sedih, seneng campur baur
my last day has came.

another journey has waited for me
tempted to try

Farewell of me

Don’t be dismayed at goodbyes.
A farewell is necessary before you can meet again.
And meeting again, after moments or lifetime,
is certain for those who are friends. -Richard Bach-

I could not let my life go just by watching others win
I held my breath; i stepped outside and let the change begin
I took a step and with a new strength i’d never felt before,
I kissed my comfort zone goodbye and closed and locked the door. – Pravs-

I get so nervous. I’m thrilled, i’m chilled, excitement. all at once.
can i blend well? Can i adjust nicely?

Makassar 16-18 Oktober 2008

My last journey…

Ambil penerbangan jam 12.55 WIB dan lupa kalau ternyata jam Makassar adalah 1 jam lebih cepat daripada Jakarta alias WITA. Akhirnya setelah ditambah kebiasaan penerbangan di Indonesia yang gak tepat waktu, jadilah tiba di Makassar hampir 17.00 WITA. Walah.. gimana cerita mo ke kantor? Akhirnya telepon ke kantor dan tanya bookingan hotel aja biar gw bisa langsung ke hotel aja karena gak mungkin ke kantor juga.

Eh… ternyata hotel yang biasa dipake sama kantor, penuh semua. “Lagi ada acara mba”. Kenapa tiap gw ke kantor cabang selalu berbarengan dengan acara di daerah, selalu berbarengan dengan kampanye juga.

Dapet hotel Panakukkang, di tengah kota dan jauh banget dari bandara ternyata plus macetnya.

Sendirian… hiks… biasanya gw pasti jalan2 sama orang cabang tapi berhubung ga sempet ketemu jadilah gw berkelana sendiri. Di kamar melulu males juga. Akhirnya gw cari Coto Makassar aja dan eits… mata memandang tulisan Mie Titi. Yuhu…. ini makanan inceran gw karena dah berapa kali masuk liputan wisata kuliner di TV Nasional.

Karena Coto Makassar gak ada tanda-tandanya jadi gw tanya sama receptionist dimana Coto yang enak. Gw di arahin ke Coto di belakang Mall Panakukang. “Naik becak aja mba, sekitar 5000 deh.” Iseng aja gw jalan kaki, ternyata cuma sekitar 1 km dari hotel. Ternyata becak mahal banget. Ketemu ada keramaian motor dan manusia. Kayanya yang ini deh, gw mikir2 dan berhubung mata yang rada2 rabun jadi dah agak deket baru kebaca plang yang guede banget tertulis Coto Daeng Bagadang Jl Pengayoman ruko Jasper. Semangkok coto komplit hanya 5000, nasi 1 piring 1000 & 1 ketupat cuma 500. Murah banget khan…

Abis dari coto Makassar gw jalan kaki lagi ke Mie Titi yang gak jauh dari hotel. Itung-itung buang kalori karena mo makan banyak nih. Harga porsi besar 15.000 dan porsi kecil 14.000. lucu ya cuma beda 1.000 aja tapi kayanya dari beberapa pengunjung yang gue liat yang 14.000 dipesen perempuan dan 15.000 dipesen laki2. Topping dan kuah sama aja untuk ukuran kecil & besar, yang membedakan cuma porsi mie keringnya aja. Sepertinya Mie Titi ngajarin kita untuk gak mubazir. Gw teteup pesen porsi yang gede. Hmm… sama aja seperti kuah kwetiaw siram sebenernya cuma yang bedain adalah mienya. Kwetiaw siram pake kwetiaw sementara Mie Titi itu seperti bihun yang digoreng, atau memang itu bihun gak tau juga deh karena gak nanya2 dan bukan pakar kuliner sich.

Akhirnya gw pulang dengan perut yang kenyang. Tidur juga ga bisa telentang karena perut yang terlalu penuh.

Dan ada kejadian menyeramkan yang menurut kedokteran ada bahasa ilmiahnya tapi sebagian kalangan menamakan “ketindihan setan”. Yak gw terbangun tapi gak bisa bergerak. Mata gw jelas ngeliat ruangan tapi jangankan teriak, bersuara pun gak bisa. Boro-boro mo duduk atau lari, Nengok kiri kanan pun gak bisa. Tapi gw mikir kalo memang fenomena yang gw alami itu beneran sesuai penjelasan medis berupa tidak sinkronnya saraf motorik pasti gak akan apa2, akhirnya gw pejamkan mata lagi untuk tidur dan setelah pagi gw bangun seperti biasa.

Pagi-pagi dijemput sales ke kantor, gak sarapan di hotel karena tadinya mo makan Coto yang enak tapi berhubung gak sempet karena gw salah gak ngerubah jam Jakarta jadi jam Makassar jadi langsung ke kantor dan cuma makan lontong sayur.

Makan siang di Sop Kikil Pangkep HA Rahim Jl. Poros Maros KM. 3 Tomalia. Gak berasa jauh sich tapi begitu liat di peta ternyata jauh banget dari kantor dan itungannya dah luar kota. Kikilnya masih nempel di tulang berikut sumsumnya. Enak banget & seru karena ngorek2 sumsumnya pake sumpit, biasanya orang langsung menyeruputnya dari tulang. Harga gak ngerti juga soalnya dibayarin dan gak ada daftar harganya. Makanan ini bukan makanan khas Makassar tapi khas daerah Pangkep kata yang ngajak makan. Dan yang lucunya di resto ini cuma ada 1 jenis minuman yaitu Frestea Melati.

Dan makan malam di Restoran Seafood Dinar Jl. Lamadukeleng. Gw berkutat dengan 2 kepiting telor, udang bakar dan juice terong belanda sementara yang lain berkutat dengan kerang & ikan. Sambelnya ada 4 macem dan kita disediakan piring sendiri untuk nyampur segala macem sambel itu sesuai dengan selera kita. Ada tomat ijo yang dicampur sambel, sambel terasi, sambel kacang dan sambel biasa termasuk ada mangga muda. Aduk komposisi sesuai selera dan siap makan. Sumpah kenyang banget. Orang makassar doyan banget makan. Daerah itu banyak banget resto seafood dan semuanya rame.

Setelah itu ke Somba Opu toko Sulawesi untuk beli oleh2, daerah sini memang banyak banget toko Souvenir tapi waktu kita dateng jam 21.30 WITA tinggal toko ini yang masih buka. Kaget juga ternyata karakteristik Makassar agak sama dengan Medan. Ada Terong Belanda, Markisa dan selai Srikaya yang di Makassar disebut selai Kaya. Tapi karakter selai kaya adalah berwarna coklat sedangkan Srikaya berwarna kuning tapi rasanya gak jauh berbeda. Yang bedain mungkin karakter gulanya, Selai Kaya pakai gula merah sedangkan Srikaya pakai gula putih.

Pulang ke hotel di kamar yang sama meskipun masih rada kepikiran kejadian malam sebelumnya waktu gak bisa bergerak itu tapi gw gak terlalu takut juga karena ada penjelasan ilmiahnya. Bangun pagi, sarapan di hotel yang minimalis banget cuma nasi goreng & bubur ayam. Setelah itu masuk kamar lagi beres-beres, sempet 2x mati listrik. Jam 10.30 check out terus cari makanan Makassar lain yaitu es palubutung dan es pisang ijo di restoran Hawai daerah Pantai Losari. Yang ngajak gw makan sampe tercengang-cengang karena gw makan dari hari pertama banyak banget. Abis itu kita ke Konro Karebosi yang terkenal di Jalan G. Lompobattang. Di tempat ini ada 2 macam konro yaitu yang kuah dan bakar. Tempatnya Panas tapi rame.

Segala penasaran gw tentang makanan Makassar terbayar sudah. Jadi tinggal cabut ke airport. Wuih airportnya canggih juga lho, norak deh gue….. Check in counternya kaya di Changi maklum airport baru ntar lama2 juga budukan kaya airport lainnya di Indonesia kalo kebiasaan maintain gak dijaga.

Tadinya iseng pengen beli minyak beruang yang katanya khasiatnya bagus, tapi harganya mahal banget dan yang lucunya berapa orang Makassar yang gue tanya malah gak pernah pake bahkan gak tua baunya jadi bingung juga dan batal deh.

Setelah 2 jam di udara akhirnya sampe Jakarta tercinta.

Liputan Makassar sepertinya lumayan lengkap. Sedih juga gak bisa lagi keliling daerah di Indonesia tercinta.